Tuesday, February 8, 2011

The Black Death : Wabah Terburuk Dalam Sejarah

Black Death mungkin bisa dikatakan sebagai wabah terburuk sepanjang sejarah. Bagaimana tidak, wabah mematikan ini telah mengurangi populasi Eropa hingga 60 %. Bahkan dikatakan pada saat itu, jenazah - jenazah korban keganasan Black Death bergelimpangan dimana - mana di benua Eropa.


Black Death merupakan salah satu wabah penyakit paling mematikan sepanjang sejarah manusia. Wabah ini menyebar dengan cepat di benua Eropa pada tahun 1348 sampai 1350.

Kutu tikus

Wabah penyakit yang menyebabkan teror itu adalah wabah pes dan radang paru yang disebabkan oleh bakteri Yersinia Pestis. Wabah ini diduga menyebar pertama kali di Asia, tepatnya di daerah China pada tahun 1346. Bakteri yang terdapat pada tikus ini kemudian dibawa oleh kutu tikus, dan sialnya kutu ini merupakan parasit yang bisa hidup di tubuh manusia, sehingga jika manusia terjangkit oleh kutu ini, maka ia akan mengalami radang paru. Orang - orang yang sakit ini merupakan pedagang - pedagang yang akan kembali ke Eropa, jadi wabah ini telah menyebar di kapal, dan penyakit ini ditularkan melalui udara.


Beberapa kisah menceritakan jika di Crimea, suatu pusat perdagangan di China, diserbu oleh kelompok Mongol. Kelompok ini kemudian membuang jenazah yang terinfeksi penyakit ini ke tengah keramaian. Pedagang - pedagang dari Eropa yang terjangkit inilah yang membawa penyakit ke Eropa dan menimbulkan wabah terburuk.


Black death telah membuat populasi dunia berkurang dari sekitar 450 juta jiwa menjadi sekitar 350-375 juta jiwa pada tahun 1400. Eropa membutuhkan 150 tahun untuk memulihkan populasinya yang berkurang drastis itu. Black Death dikategorikan menjadi tiga tipe wabah, ini karena selama wabah black death berlangsung, diteukan gejala - gejala yang berbeda. Wabah tersebut yaitu wabah pes, wabah infeksi paru - paru, dan wabah infeksi darah yang merupakan paling mematikan dari ketiga jenis wabah tersebut.

Yersinia Pestis

Seperti yang disebutkan diatas, wabah ini disebabkan oleh bakteri Yersinia Pestisyang dibawwa oleh Tikus Hitam (Rattus rattus) dan menyebar oleh kutu yang hidup di tikus tersebut. Manusia yang telah terjangkit oleh Yersinia Pestis akan meninggal dalam waktu 3 sampai tujuh hari.

Peta penyebaran wabah black death

Menurut sejarawan, black death mulai menyebar di daratan China pada tahun 1346, penyakit ini pertama kali dibawa oleh para pedagang yang melakukan perjalanan pada tahun 1320-1330 hingga sampai di Crimea, pusat perdagangan di China saat itu. Dari Crimea, penyakit ini terus menyebar ke Eropa Barat hingga ke Afrika. Penyakit ini telah membunuh setidaknya 75 juta jiwa, Eropa sendiri kehilangan 25 - 50 juta jiwa penduduknya saat itu, dan memicu terjadinya krisis ekonomi. Karena banyaknya penduduk Eropa yang tewas, kelangkaan tenaga kerja terjadi di seluruh penjuru benua Eropa.

Pada awal abad ke-19, wabah ini mulai reda, namun ternyata muncul penyakit baru yang juga berasal dari Asia. Wabah yang disebut dengan Kolera Asia ini juga menyebar dengan cepat di benua Eropa selama abad 19 sampai dengan abad ke-20, namun penyakit ini tidak separah seperti apa yang disebabkan oleh black death.

Wabah ini disebut dengan black death karena penyakit ini pada umumnya membuat warna kulit penderitanya berubah menjadi agak gelap, namun ada juga yang mengatakan jika nama black death diberikan karena penyakit ini dibawa oleh tikus hitam.

Gejala Penyakit

Gejala black death dibagi menjadi tiga sesuai dengan wabah yang sudah disebutkan diatas tadi.

Wabah pes yang dikatakan merupakan biang keladi terjadinya wabah ini menyebabkan demam yang cukup tinggi, yaitu sekitar 38–41 °C, sakit kepala, sakit yang luar biasa disekujur tubuh, mual - mual, dan tidak enak badan. Persentase kematian jika terjangkit wabah ini adalah sekitar 30 - 75% dan dalam delapan hari, 4 atau 5 orang meninggal karena wabah jenis ini.

Wabah jenis kedua, yaitu infeksi paru - paru yang sering ditemukan selama wabahBlack Death. Gejala yang terjadi adalah demam, batuk dan dahak yang berwarna merah. Persentase kematian jika terjangkit wabah ini adalah 90 - 95%.


Wabah jenis ketiga, yaitu infeksi darah merupakan jenis penyakit yang paling jarang ditemukan selama wabah black death, namun jenis ini juga yang paling mematikan dengan persentae kematian mencapai 100%. Gejalanya adalah demam yang sangat tinggi, dan warna kulit yang berubah menjadi lebih gelap.

Banyak yang menduga bahwa tingginya tingkat kematian akibat wabah ini disebabkan karena pengetahuan medis yang minim. Satu - satunya cara untuk memusnahkan bakteri ini adalah dengan membakar jenazah yang terinfeksi. Dikisahkan bahwa mayat - mayat orang Yahudi yang meninggal akibat wabah ini dibakar untuk mencegah wabah semakin menyebar.

Salah satu upaya untuk memutus rantai penyebaran wabah ini adalah dengan membuat tempat untuk mengisolasi orang - orang yang terjangkit dengan orang - orang yang sehat. Ketika orang - orang yang sakit mulai meninggal satu persatu, jenazah mereka kemudian dibakar, dan begitu seterusnya hingga wabah semakin lama wabah semakin reda dan berkurang, meski butuh waktu yang cukup lama untuk melakukannya.

Krisis ekonomi yang melanda benua Eropa membuat banyak budak - budak yang mendapat kemerdekaannya untuk digunakan sebagai tenaga kerja. Beberapa negara Eropa juga mengalami perubahan di sektor religi, kebudayaan, dan aspek sosial lainnya yang merubah kehidupan masyarakat Eropa.(http://vahn-saryu1.blogspot.com/2010/07/black-death-wabah-penyakit-terburuk.html)

No comments:

Post a Comment