Fosil jangkrik purba pemakan daging. Sebuah fosil serangga predator dari zaman dinosaurus baru-baru ini ditemukan di lapisan kapur yang terletak di wilayah utara Brazil. Serangga ini adalah serangga karnivora pemakan daging yang berasal dari 100 juta tahun silam.
Jangkrik pemakan daging ini berasal dari genus Schizodactylus atau jangkrik berkaki miring. Genus Schizodactylus mencakup jangkrik yang ada saat ini, belalang, serta binatang bernama katydid.
Nenek moyang jangkrik itu hidup di periode Cretaceous, sesaat sebelum superbenua Gondwana (superbenua yang mencakup benua Afrika, Amerika Selatan, Australia, India, Arab, dan Antartika saat ini) terpecah. Setidaknya, ia memiliki perbedaan dengan jangkrik yang ada saat ini. Dengan panjang sekitar 6 cm dari kepala hingga ke bagian belakang tubuhnya, ia memiliki postur yang agak aneh.
Antenanya lebih panjang dari tubuhnya. Jangkrik ini juga memiliki sayap yang tergulung dan kaki yang tajam seperti sepatu salju. Ini untuk mendukungnya tetap bisa menjejak di daerah berpasir. Namun, jangkrik yang sangat agresif ini tak bisa terbang walaupun memiliki sayap.
Komentar Peneliti :
Sam Heads (University Illinois) - Nama ini mereka dapatkan sesuai dengan kaki yang mereka miliki yang membuat mereka bisa melenting dan menyokong tubuh mereka di habitat berpasir untuk memburu mangsa mereka. Saat berburu, spesies ini sebenarnya tak menggunakan strategi khusus. Serangga bertubuh tambun ini keluar malam hari menyisir habitat mereka untuk mencari mangsa. Mereka bisa bergerak dengan cepat bila diperlukan dan mereka cukup rakus. Sayapnya, biasanya hanya bisa dimekarkan saat diperlukan. Secara umum, jangkrik ini tidak banyak mengalami evolusi atau mengalami periode evolutionary stasis selama paling tidak 100 juta tahun.
No comments:
Post a Comment