Rama Bridge - Jembatan tertua di dunia. Jembatan Rama merupakan salah satu tempat misterius di bumi ini. Belum ada yang tahu apakah jembatan ini merupakan hasil karya manusia atau hasil kreasi alam. Ilmuwan pun berusaha memecahkan misteri dibalik jembatan yang luar biasa ini.
Rama Bridge dilihat dari udara.
Jembatan Rama atau ada juga yang menyebutnya Jembatan Adam adalah sebuah rangkaian batu kapur dan karang yang memisahkan teluk Mannar dari selat Palk. Bukti geologi menunjukkan bahwa jembatan ini adalah sambungan tanah bekas India dan Srilangka.
Jembatan sepanjang 30 km ini terdiri dari batuan kapur, karang dan tanah. Air laut di daerah ini pun sangat dangkal, karena ketinggiannya berkisar antara 1 sampai 10 meter. Walaupun dangkal, mustahil jika melewati jembatan ini karena air laut mudah pasang, selain itu juga terlalu dangkal jika dilewati sebuah kapal. Menurut cerita dalam relief candi, jembatan ini selesai dibangun diatas laut hingga suatu saat angin topan merusaknya pada tahun 1480 Sebelum Masehi.
Jembatan ini pertama kali disebut dalam epik sansekerta kuno. Dalam buku Books of Roads and Kingdoms karya Ibnu Khordadbeh, dunia barat baru mengenal jembatan yang luar biasa ini. Menurut epik Ramayana, jembatan ini dibangun oleh Vanara ( Manusia kera, kita mengenalnya sebagai hanoman ) untuk Rama. Jembatan ini kemudian menghubungkan negeri langka atau ngalengka, dimana Sinta telah diculik oleh Rahwana. Singkat cerita, Rama akhirnya bisa mencapai negeri ngalengka untuk menyelamatkan Sinta dan bertempur melawan Rahwana.
Jembatan sepanjang 30 km ini terdiri dari batuan kapur, karang dan tanah. Air laut di daerah ini pun sangat dangkal, karena ketinggiannya berkisar antara 1 sampai 10 meter. Walaupun dangkal, mustahil jika melewati jembatan ini karena air laut mudah pasang, selain itu juga terlalu dangkal jika dilewati sebuah kapal. Menurut cerita dalam relief candi, jembatan ini selesai dibangun diatas laut hingga suatu saat angin topan merusaknya pada tahun 1480 Sebelum Masehi.
Asal Mula Rama Bridge
Jembatan ini pertama kali disebut dalam epik sansekerta kuno. Dalam buku Books of Roads and Kingdoms karya Ibnu Khordadbeh, dunia barat baru mengenal jembatan yang luar biasa ini. Menurut epik Ramayana, jembatan ini dibangun oleh Vanara ( Manusia kera, kita mengenalnya sebagai hanoman ) untuk Rama. Jembatan ini kemudian menghubungkan negeri langka atau ngalengka, dimana Sinta telah diculik oleh Rahwana. Singkat cerita, Rama akhirnya bisa mencapai negeri ngalengka untuk menyelamatkan Sinta dan bertempur melawan Rahwana.
Gambaran pasukan kera yang membangun Rama Bridge.
Kisah lain menceritakan bahwa jembatan ini digunakan oleh nabi Adam A.S untuk mencapai puncak gunung yang disebut " Puncak Adam " dimana nabi Adam A.S bertobat dengan berdiri menggunakan satu kakinya selama 1.000 tahun. Konon, di puncak gunung itu, jejak sang nabi diyakini masih ada. Nama puncak gunung dan jembatan itu diberikan setelah legenda ini terkenal.
Lokasi Rama Bridge
Jembatan Rama dimulai dari ujung pulau Dhanuskodi, India dan terbentang hingga pulau Mannar, Sri Langka. Wilayah di sepanjang jembatan Rama seperti Danushkodi, Rameswaram, Devipattinam, dan Thirupullani disebutkan dalam epik Ramayana. Jadi, benarkah kisah Ramayana itu merupakan sebuah peristiwa nyata? belum ada yang mengetahuinya secara pasti.
Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya, Jembatan Rama terdiri dari rangkaian batuan kapur dan terumbu karang. Jembatan ini dulu diketahui sebagai jembatan yang terbesar di dunia sebelum pecah menjadi rangkaian batu kapur karena pergerakan lempeng bumi. Teori lainnya menjelaskan bahwa dahulu India dan Sri Langka adalah satu pulau. Karena berbagai aktifitas vulkanik maupun geologi selama ribuan tahun, pulau ini terpisah hanya menyisakan strukutur seperti yang kita kenal dengan Jembatan Ramaini. Hal ini dibuktikan dengan temuan rangkaian terumbu karang yang terbentuk di sepanjang Jembatan Rama. Terumbu karang itu merupakan hasil evolusi selama ribuan tahun yang terbentuk akibat longsornya permukaan tanah karena terus dikikis oleh air laut. Jadi menurut ilmuwan intinya adalah, jembatan ini dulunya merupakan sebuah daratan. Karena berbagai aktifitas geologi selama bertahun - tahun, daratan ini kemudian longsor dan lambat laun terkikis oleh laut sehingga tergenang. Setidaknya. itulah pendapat para ahli, bagi saya suatu kebetulan yang luar biasa bila alam bisa membuat struktur seperti itu.
Struktur Geologi
Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya, Jembatan Rama terdiri dari rangkaian batuan kapur dan terumbu karang. Jembatan ini dulu diketahui sebagai jembatan yang terbesar di dunia sebelum pecah menjadi rangkaian batu kapur karena pergerakan lempeng bumi. Teori lainnya menjelaskan bahwa dahulu India dan Sri Langka adalah satu pulau. Karena berbagai aktifitas vulkanik maupun geologi selama ribuan tahun, pulau ini terpisah hanya menyisakan strukutur seperti yang kita kenal dengan Jembatan Ramaini. Hal ini dibuktikan dengan temuan rangkaian terumbu karang yang terbentuk di sepanjang Jembatan Rama. Terumbu karang itu merupakan hasil evolusi selama ribuan tahun yang terbentuk akibat longsornya permukaan tanah karena terus dikikis oleh air laut. Jadi menurut ilmuwan intinya adalah, jembatan ini dulunya merupakan sebuah daratan. Karena berbagai aktifitas geologi selama bertahun - tahun, daratan ini kemudian longsor dan lambat laun terkikis oleh laut sehingga tergenang. Setidaknya. itulah pendapat para ahli, bagi saya suatu kebetulan yang luar biasa bila alam bisa membuat struktur seperti itu.
Konon, jembatan ini dianggap sebagai pelindung India ketika tsunami yang meluluhlantakkan Aceh pada 2004 menerjang. Namun, tidak ada bukti ilmiah mengenai ini, jadi hanya sebuah opini masyarakat India saja.
Jembatan Rama merupakan struktur yang dianggap keramat oleh masyarakat Hindu di India. Mereka yakin bahwa jembatan itu benar - benar dibangun oleh pasukan kera putih pimpinan Hanoman. Jembatan yang menghubungkan India dengan negeri Ngalengka itu kemudian digunakan oleh Rama untuk menjemput Sinta yang diculik.
Kontroversi
Jembatan Rama merupakan struktur yang dianggap keramat oleh masyarakat Hindu di India. Mereka yakin bahwa jembatan itu benar - benar dibangun oleh pasukan kera putih pimpinan Hanoman. Jembatan yang menghubungkan India dengan negeri Ngalengka itu kemudian digunakan oleh Rama untuk menjemput Sinta yang diculik.
Namun, beberapa media Amerika memberitakan bahwa jembatan itu adalah murni fenomena alam. Media - media itu mengklaim bahwa NASA selaku sumber mereka akan memperkuat pemberitaan itu. Mereka mengatakan lewat citra satelit, NASA mengatakan bahwa jembatan itu tidak sepanjang 30 km seperti yang banyak diberitakan di internet. Namun, NASA membantah jika mereka pernah mengeluarkan pernyataan yang membuat geram masyarakat Hindu itu. " Gambar yang tersebar di situs -situs web itu mungkin berasal dari kita, tapi interpretasi masyarakat terhadap gambar itu bukan tanggung jawab kita ", jawaban dari pihak NASA.
Lalu, Sebuah tim dari Centre for Remote Sensing ( CRS ) dari universitas Bharatidasan yang dipimpin oleh Prof. Ramasamy mengatakan bahwa Jembatan Ramakemungkinan telah berusia 3.500 tahun. Setelah melakukan penelitian pada tahun 2003, zat karbon pada struktur Jembatan Rama diperkirakan cocok dengan kejadian dalam epik Ramayana. Namun, penemuan ini masih harus diteliti lagi.
Perkiraan usia jembatan itu didasarkan pada karang yang tumbuh dan zat karbon pada struktur jembatan. Hasilnya, struktur dibawah lapisan karang itu telah terbentuk selama ratusan tahun sebelumnya. Seorang mantan direktur Geological Survey of India, S. Badrinaranayan mengatakan bahwa pembentukan alam seperti itu tidak mungkin.(http://vahn-saryu1.blogspot.com/2010/05/misteri-rama-bridge-jembatan-tertua-di.html)
Perkiraan usia jembatan itu didasarkan pada karang yang tumbuh dan zat karbon pada struktur jembatan. Hasilnya, struktur dibawah lapisan karang itu telah terbentuk selama ratusan tahun sebelumnya. Seorang mantan direktur Geological Survey of India, S. Badrinaranayan mengatakan bahwa pembentukan alam seperti itu tidak mungkin.(http://vahn-saryu1.blogspot.com/2010/05/misteri-rama-bridge-jembatan-tertua-di.html)
No comments:
Post a Comment