Penemuan fosil nenek moyang ular yang diperkirakan berusia 95 juta tahun, terungkap jika ternyata ada dua tulang kaki kecil yang tersambung ke tulang pinggul ular tersebut. Fosil yang ditemukan di Libanon tersebut berasal dari zaman di mana ular masih memiliki kaki.
Rekonstruksi tiga dimensi terhadap tulang tersebut akan segera dilakukan untuk membantu para peneliti memahami bagaimana ular berevolusi hingga kehilangan kakinya. Yang menjadi perdebatan di kalangan paleontologist adalah apakah nenek moyang ular berkaki itu adalah kadal air atau kadal darat.
Ular yang panjangnya 19 inch ini adalah Eupodophis descouensi, yang merupakan satu dari tiga fosil ular yang pernah ditemukan memiliki kaki. Peneliti akan menggunakan teknik synchrotron-radiation computed laminography (SRCL). Mirip dengan CT scan, SRCL juga menggunakan sinar X untuk memindai struktur internal dari sebuah objek, namun resolusinya 1.000 kali lebih tinggi.
Dari pemindaian, terlihat kaki yang tersembunyi di dalam batu itu bertekuk di bagian lutut. Tapi, kaki itu tidak memiliki telapak dan jari. Anatomi tulang ular itu menunjukkan bahwa evolusi telah menghilangkan kaki ular, bukan mengubah cara tulang itu tumbuh. Penelitian ini adalah eksperimen pertama yang menggunakan teknik SRCL di dunia paleontology.
Pendapat Peneliti :
Alexandra Houssaye (Museum National d’Histoire Naturelle, Paris) - Sebuah tulang kaki berukuran panjang satu inci (sekitar 2,5 centimeter) terlihat pada fosil ular Libanon. Sayangnya, separuh bagian panggul ular itu terkubur di dalam batu. Membongkar batu untuk menemukan satu kaki lagi tidaklah dimungkinkan. Struktur tulang kaki yang tersimpan rapi di dalam batu ini serupa dengan struktur tulang milik kadal darat. Meski demikian, satu penelitian saja tidak akan bisa memastikan apakah ular ini punya nenek moyang hewan air atau hewan darat. Kemungkinan, kaki itu tumbuh melambat atau semakin pendek. Langkah selanjutnya adalah menganalisa fosil tulang belakang ular lainnya, mengamati tungkai ular dan kadal hidup dan menganalisa fosil ular tertua yang pernah ditemukan.
No comments:
Post a Comment